Bagi teman - teman yang berminat berkunjung di perpustakaan tentunya perpustakaan Nasional RI bagus dan terlengkap, selama beberapa hari lalu saya mengikuti Talkshow and Workshop dengan bermacam tema , selain itu pengunjung juga dimanjakan dengan acara book bazar, musik performance, music review, editor's clinic dan Awarding gramedia shot film festival 2019 semakin meriah lho
Di perpustakaaN RI saya sempat hadir mengikuti Acara Gramedia Writers and Readers Forum (GWRF) 2019 berlangsung selama tiga hari, yakni tanggal 2-4 Agustus 2019 di Gedung Perpustakaan Nasional RI berlokasi di Jalan Medan Merdeka Selatan No. 11 Jakarta. nggak begitu jauh dengan monas seberang jalan monas anda bisa lihat gedung perpustakaan monas. karena perpustakaan dekat seberang jalan.
Sekadar informasi, perpustakaan Nasional (Perpusnas) RI sudah menjadi perpustakaan berskala Nasional, yang tidak hanya melayani anggota suatu perkumpulan ilmu pengetahuan tertentu namun juga melayani anggota masyarakat dari semua lapisan dan golongan. Akan tetapi, meskipun terbuka untuk umum, koleksinya bersifat tertutup dan tidak dipinjamkan untuk dibawa pulang. Perpusnas tidak hanya menjadi tempat koleksi buku semata, namun juga memiliki berbagai fasilitas lainnya seperti ruang teater, data center, layanan koleksi buku langka dan masih banyak lainnya yang info detailnya bisa teman-teman baca di Fasilitas Perpusnas.
Pada acara Gramedia Writers and Readers Forum 2019 ada beberapa tema yang bisa Saya dan peserta lainnya ikuti, namun Saya hanya mengikuti beberapa tema saja, diantaranya:
*Hari ke-1,tanggal 2 Agustus 2019
Say No to Bullying dengan tiga orang narasumber, yakni Maria Rahajeng, Elizabeth Rahajeng dan Meira Anastasia. Dan, tema kedua mengenai Rhythm in Words oleh Fiersa Besari.
* Hari ke-2,Tanggal 3 Agustus 2019.
- Impress Millennials with Your Story oleh Alnira, Asriaci dan Bayu Permana.
- Menghidupkan Karya Melalui Komunitas Literasi Oleh Maman Suherman dan Firman Venakyaksa.
- Movie Talk: Gundala Putra Petir oeh Abimana Aryasatya dan Imansyah Lubis.
* Hari ke-3, tanggal 4 Agustus 2019.
- Antara Puisi dan Prosa oleh Sapardi Djoko Damono, Yudhistira Massardi.
- Cerita Tentang Keadilan Oleh Sindhunata, Andi Tarigan
- Perempuan, matematika dan Sastra oleh Henny Triskaidekaman dan Rieke Saraswati.
Keseruan Tema Pertama
Saya dapat menghadiri Say No to Bullying oleh Maria Rahajeng, Elizabeth Rahajeng dan Meira Anastasia, dan tema kedua mengenai Rhythm in Words oleh Fiersa Besari.
Dengan.banyak nya tema yang menarik salah satunya ada yang membahas soal Bullying
apakah kita sudah mengoreksi diri sendiri? Bisa jadi kita bukan sebagai korban, namun ternyata kitalah pelaku Bullying tersebut! Bullying tidak hanya melalui dunia nyata, karena di era digital seperti sekarang ini bullying dapat terjadi melalui banyaknya platform media sosial yang pada akhirnya membentuk bullying cara baru, yakni Cyber Bully sebagaimana yang diungkapkan oleh Meira Anastasia, seorang penulis buku Imperfect. "Awal ide menulis buku berjudul Imperfect karena salah satu komentar negatif di media sosial yang Saya miliki" ungkap Meira.
Bentuk dan metode tindakan intimidasi dunia maya itu sendiri beragam, dapat berupa pesan ancaman melalui surel, membuat situs web untuk menyebar fitnah dan mengolok-olok korban, mengunggah foto yang mempermalukan korban dan tindakan buruk lainnya yang membuat korban makin terpuruk.
Begitupun yang diungkapkan oleh saudara kembar, Marie Rahajeng dan Elizabeth Rahajeng yang merupakan penulis buku berjudul Becoming Unstopable, yang mana bagi keduanya jika "Remind yourself that you can to this" Kita ini berharga, cantik, dan luar biasa.
Siapapun pastinya pernah mendapat komentar negatif dari orang-orang di sekitarnya bahkan orang dekat sekalipun, entah dari teman, tetangga ataupun keluarga sendiri. Bahkan dari komentar tersebut seseorang bisa menjadi down, tanpa terkecuali Meira. Namun, seiring waktu Meira berusaha mengubah perasaan down tersebut hingga akhirnya ia bisa sukses seperti sekarang ini.
Untuk melawan Cyber Bullying, ada beberapa hal yang bisa dilakukan, diantaranya:
* Jangan Terlalu Menanggapi Pelaku
Meskipun akan sulit untuk menahan diri agar tidak melawan, namun jika pelaku ditanggapi maka ia akan makin menjadi karena merasa 'umpannya' terpancing.
* Bangun Kepercayaan Diri.
Adakalanya seseorang akan berada di zona cemas, takut, bahkan sedih, namun penting diketahui jika percaya diri bisa dibangun maka tidak akan ada yang berani membully.
* Kumpulkan Bukti Kemudian Laporkan.
Apabila sudah keterlaluan tindakan yang dilakukan oleh pelaku, maka kumpulkan semua barang bukti kemudian laporkan agar si pelaku jera.
Rythm in Words oleh Fiersa Besari.
Teman-teman pasti sudah nggak asing lagi dengan Fiersa Besari, seorang penulis serta musisi dan pembuat konten. Pada kesempatannya, Fiersa Besari menjelaskan alasannya menulis, yakni selain diingat orang, dengan menulis juga bisa menjadi pengingat diri sendiri. Akan tetapi, terkadang menulis bagi beberapa orang merupakan hal yang sulit, padahal bila dijalani maka kesulitan itu pun dapat teratasi.
"Mau mahir menulis, mulai aja dulu. Jangan menjadi editor bagi diri sendiri dan bila mentok ide maka tinggalkan saja dulu, kemudian memulainya lagi!" Jelas Fiersa Besari.
Dari pengalaman menulisnya, Fiersa belajar dari penulis senior bernama Pidi Baiq, dimana ia melihat ayah Pidi Baiq terus menulis tanpa berhenti, bahkan ketika ada yang lewat di depannya pun kejadian tersebut beliau tuliskan juga.
"Intinya terus menulis aja tanpa henti hilangkan rasa jenuh"
Tidak ada komentar:
Posting Komentar