Rabu, 11 Agustus 2021

Upaya Ketika Isoman dan Tantangannya

Isoman


Isolasi Mandiri (isoman) ternyata tak bisa dianggap sepele, sebab berdasarkan data dari Tim Koalisi lapor Covid-19 tercatat jika ada lebih dari 2000 orang di 16 Provinsi dan 78 kota meninggal ketika isolasi mandiri pada periode 1 Juni hingga 21 Juli 2021.


Hal tersebut tentunya tak bisa dianggap sepele, sebab jika dibiarkan entah akan ada berapa banyak lagi korban nyawa yang hilang. Terlebih, hingga saat ini Indonesia telah mencapai lebih dari 3 juta kasus dan hampir 45.000 per harinya pasien covid-19 mengalami peningkatan cukup drastis, bahkan diberbagai rumah sakit yang ada di wilayah pulau Jawa dan Bali kapasitasnya sudah full dipenuhi oleh pasien covid-19.


Bicara soal isoman dan tantangannya, beberapa hari lalu Saya mengikuti Live Streaming Berita KBR di youtube dengan menghadirkan narasumber 

  • dr. Jossep F. William, selaku Kasubdit Satgas Covid-19 Nasional, dan
  • dr. Alisa Nurul Muthia, dari RS PMI Bogor

Tentunya dengan tema yang sangat menarik, yakni 'Pasien Isoman Covid-19 dan Tantangannya'.


Webinar Live youtube


'Ada beberapa pertimbangan dokter menentukan si pasien harus isoman, diantaranya kondisi medis pasien, kemampuan perawatan, kondisi rumah dan kondisi sosial,' terang dr. Alisa Nurul Muthia. 


Jadi, seseorang dikatakan harus isoman dan tidak harus dirawat di rumah sakit apabila si pasien gejalanya ringan dan beberapa pertimbangan lainnya. Nah, ketika ada yang isoman, baik itu keluarga ataupun tetangga, kita harus mensupport mereka supaya semangat ketika menjalankan isoman, dan bila perlu menyiapkan kebutuhan mereka sehari-hari. Jikalau pun tidak sanggup, kita bisa minta bantuan pada tetangga lainnya. Karena pernah ada kejadian, dimana ada yang isoman dan selama isoman tersebut sangat membutuhkan kebutuhan makan sehari-hari namun tak ada yang membantunya sehingga ia pun harus kehilangan nyawa.


Dari peristiwa tersebut mengajarkan kita, betapa pentingnya sikap tolong menolong. Karena di saat membutuhkan pertolongan dan pertolongan itu datang tentunya hati siapapun akan sangat terhibur sehingga membuat imun baik bertahan. 


Buat yang menjalani isoman, ada beberapa hal yang harus diperhatikan, diantaranya:

  • Sebaiknya ada Oxypulse meter (untuk mengukur denyut nadi) dan termometer (pengukur suhu badan).

  • Hindari kontak langsung dengan anggota keluarga, sebab bisa menular melalui sentuhan maupun ketika berbicara. 


Pada kesempatannya, dr. Jossep F. William memaparkan jika seseorang merasa bergejala ada baiknya tidak takut untuk melapor, agar bisa segera dibantu oleh petugas dan lembaga masyarakat. 


Isoman dan tantangannya


Jadi, ketika bergejala baiknya langsung lapor dan bagi yang tidak bergejala ada baiknya memberikan support, sebab yang membuat beberapa masyarakat enggan melapor yakni karena kerapnya penderita covid-19 dikucilkan oleh masyarakat setempat, sebagaimana dari informasi yang pernah Saya dapatkan baik di media online maupun televisi. 


Bantuan Layanan Untuk Masyarakat

Di era yang sudah serba canggih ini, tentunya sangat memudahkan siapapun untuk bisa membantu ataupun ketika meminta bantuan, baik itu via website maupun whatsApp, yang terpenting cukup memiliki handphone dan kuota. Sehingga, ketika dalam posisi darurat bisa datang bantuan tersebut. Sekarang tidak perlu khawatir lagi, sebab telah launching Layanan Bantuan Informasi (LBI) oleh pemerintah, dimana layanan tersebut dapat digunakan melalui WhatsApp dengan nomor 0821-2390-3617 yang tentu saja mudah diakses oleh masyarakat yang memerlukan bantuan, baik itu ketika mencari ruang ICU, hingga ruang rawat inap. 


Buat kalian yang tidak sempat mengikuti livenya, bisa meluncur ke youtubenya di link https://youtu.be/hWP4Dq4ABO8


Semoga informasi yang Saya share ini bermanfaat.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar

Wanita dan Kusta

Sangat disayangkan bahwa wanita yang menderita penyakit kusta sering mengalami stigmatisasi dan kucilkan. Ini adalah masalah serius yang tel...