Budidaya Talas Beneng
Indonesia memiliki tanah yang subur dan dapat menghasilkan berbagai macam tanaman dan hasil pertanian yang bernilai ekonomi tinggi. Banyak sektor pertanian di Indonesia, seperti perkebunan kelapa sawit, karet, teh, dan kopi, yang menjadi sumber pendapatan yang signifikan bagi negara ini. Selain itu, pertanian pangan seperti padi, jagung, dan sayuran juga berperan penting dalam menyediakan kebutuhan pangan dan dapat menjadi sumber pendapatan bagi petani.
Ada kisah yang unik tentang usaha tales beneng malah ini dijadikan bisnis lalu di ekspor ke negara lain untuk mendapatkan dolar. Atas nama pak Idisuryadi yang lebih dikenal dengan nama Yadi, merupakan salah satu penerima penghargaan dari Astra di desanya
Pada sebelumnya banyaknya tales beneng di daerah mereka namun tidak bisa dijualkan, namun dimanfaat masyarakat sekitarnya untuk seperlu aja, namun di antara mereka bisa mengolah dengan baik, benar dan tepat kini bisa dinikmati seperti jenis talas lainnya hingga kemudian menjadi sumber pangan alternatif dan lambat laun tanaman liar itu pun mulai dilirik sebagai komoditas ekspor yang banyak ditemukan di sekitar Gunung Karang-Kabupaten Pandeglang, Banten. Hingga pada akhirnya dibudidayakan oleh masyarakat setempat, termasuk Yadi, dengan mengolah tales beneng menjadi tepung dan berbagai makanan olahan seperti keripik, kue, hingga menjadi bahan dasar pembuatan kosmetik.
Dengan kesuksesan Pak Idisuryadi atau Yadi, merupakan salah satu penerima penghargaan dari Astra di desanya, yakni Desa Saninten Kecamatan Kaduhejo Kabupaten Pandeglang - Banten, dengan kategori Desa Sejahtera Astra (DSA) pada tahun 2022 dengan memperkenalkan budidaya Talas Beneng. Dan perlu kalian tahu bahwa istilah Beneng sendiri merupakan singkatan dari besar dan koneng (kuning).
Di Provinsi Banten Talas Beneng merupakan varietas unggul nasional yang berdasarkan Keputusan Menteri Pertanian Republik Indonesia Nomor 981/KH.540/C/10/2020, tanggal 13 Oktober 2020 yakni tentang Pelepasan Calon Varietas Talas Beneng sebagai Varietas Unggul dengan nama Beneng. Talas Beneng merupakan salah satu komoditas tanaman pangan yang sedang digencarkan oleh Kementerian Pertanian (Kementan) untuk dikembangkan. Wah keren ya semoga masyarakat Indonesia bersemangat untuk usaha tales dan yang lainnya
Perlu kita ketahui bahwa peluang ekspor tanaman talas Beneng ini masih terbuka sangat lebar, terutama untuk ekspor ke Australia dan Belanda. Karena itulah, Yadi pun mulai mengembangkan tanaman asli Pandeglang ini, bahkan ternyata daun talas beneng ini bisa diolah menjadi Tembakau.
Daun talas
Ayo Kita Kreatif Membudidayakan Talas Beneng
Di saat membudidayakan tentu ada rintangan sebagaimana yang di jelaskan oleh pak Yadi " jika kendalanya cukup banyak karena yang namanya merintis terkadang hasil yang didapat tidak seimbang dengan pengeluaran. Namun, ia terus berupaya dan pantang menyerah, apalagi talas Beneng sebagai sumber pangan alternatif pengganti beras, semua yang ada pada talas beneng bernilai ekonomi tinggi, mulai dari daun, umbi, hingga pelepahnya."
Yang lebih terkesan lagi talas beneng cepat panen tapi daunnya saja yakni pada usia tanam bulan kelima daun talas Beneng sudah siap dipanen dan setelahnya daun talas Beneng bisa dipanen setiap bulan, itu artinya petani talas Beneng bisa mempunyai pendapatan rutin setiap bulan, sedangkan umbinya dapat dipanen pada tahun kedua atau ketiga, dan itu sebagai bonusnya.
Dan talas Beneng menjadi tanaman primadona, sebab perawatannya murah, mudah serta ramah lingkungan dan memiliki risiko usaha yang sangat kecil dengan biaya sekali. Talas Beneng memiliki nilai ekonomi yang sangat aman serta layak dibudidayakan karena menjadi peluang bisnis besar dalam jangka waktu panjang. Pembudidayaannya pun cukup mudah, yakni ditanam menggunakan umbi bonggol dan sudah dapat dipanen pada usia 8-12 bulan, selain itu talas beneng dapat ditanam dikebun rumah, tumpang sari hingga dibawah tegakan.
Komentar
Posting Komentar